Wednesday, January 27, 2016

Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal




            Kehidupan Ekonomi nasional Indonesia yang baru merdeka masih sangat terbelakang. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengubah struktur ekonomi kolonial ke ekonomi nasional yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia berjalan tersedat-sedat.
Faktor-faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersedat-sedat.
1. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan karena banyak pemberontakan dan gerakan separatisme di berbagai daerah.
2. Terlalu sering berganti kabinet yang menyebabkan program-program kabinet tidak dapat dilaksanakan, sementara program baru mulai dirancang.
3. Belum memiliki pengalaman menata ekonomi secara baik serta belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara memadai.

            Untuk mengatasi kesulitan ekonomi tersebut pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi yaitu sebagai berikut.
a. Gunting Syafruddin
Gunting Syafruddin adalah kebijakan moneter yag ditetapkan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara sehingga disebut Gunting Syafruddin. Pada tanggal 19 Maret 1950, berdasarkan surat keputusan menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950 Syafruddin mengambil tindakan pemotongan uang. Menurut kebijakan itu uang merah( uang NICA dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua. Gunting kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9 Agustus. Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-tempat yang ditunjuk, Lebih dari tanggal tersebut, maka bagian kiri itu tidak lagi berlaku. Gunting kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi dapat ditukarkan dengan obligasi Negara sebesar setengah dari nilai semula, dan akan dibayar empat puluh tahun kemudian dengan bunga 3% setahun.
Tindakan ini dilakukan dengan cara mengubah uang Rp 2,50 ke atas menjadi separuhnya. dengan demikian, rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp 2,50 keatas hanya orang-orang kelas menengah ke atas. Kebijakan ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi idonesa yang saat itu sedang terpuruk utang menumpuk, inflansi tinggi, dan harga melambung.

b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Menurut Prof. Dr. Sumitro Joyohadikusumo bahwa yang perlu dilakukan dalam pembangunan ekonomi Indonesia adalah mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi sruktur ekonomi nasional. D kalangan bangsa Indonesia harus segara ditumbuhkan kelas pengusaha. Para pengusaha Indonesia yang pada umumnya bermodal lemah, perlu diberi kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.Program Sumitro in dikenal dengan nama Gerakan Benteng yang dimulai pada bulan April 1950. Pada waktu itu Sumitro menjabat sebagai menteri perdagangan pada kabinet Natsir. Pengusaha Pribumi sangat bergantung pada pemerintah akhirnya program Benteng ini tidak berhasil mencapai tujuannya. Mereka kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya, bahkan ada pegusaha yang menyalahgunakan kebijakan pemerintah dengan cara mencari keuntungan secara cepat dari kredit yang diperoleh.

c. Nasionalisasi De Javasche Bank
Tujuan nasionalisasi ini adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis. De Javasche Bank dinasionalisasikan dalam rangka mengatasi krisis moneter pada masa Kabinet Sukiman. Pada tanggal 12 Juli 1951 pemerintah menghentikan Dr. Houwik sebagai presiden De Javasche Bank dan mengangkat Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai presiden De Javasche Bank.

d. Sistem Ekonomi Ali-Baba
Sistem ini ditunjukkan untuk memajukan pengusaha pribumi. Untuk memajukan ekonomi pengusaha pribumi (Ali) harus bekerja sama dengan pengusaha nonpribumi (Baba).  Menteri perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadisuryo memprakarsai system ekonomi baru yang dikenal dengan sistem Ali-Baba. Sistem Ali-Baba mengalami kegagalan karena pengusaha nonpribumi lebih berpengalaman dari pengusaha pribumi untuk memperoleh bantuan kredit.

e. Persaingan Finansial Ekonomi (finek)
Pada masa kabinet Burhanuddin Harahap dikirim delegasi yang dipimpin oleh anak Agung Gede Agung ke Jenewa untuk merundingkan masalah Finansia ekonomi antara Indonesia dan Belanda. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek yaitu sebagai berikut.
a. Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.
b. Hubungan Finek Indonesia dan Belanda didasarkan atas hubungan bilateral.
c. Hubungan Finek didasarkan pada UU Nasional dan tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.
      Belanda tidak mau  menandatangani rencana persetujuan tersebut, kemudian pemerintah RI mengambil lengkah sepihak dengan membubarkan uni Indonesia-Belanda pada tanggal 13 Februari 1956. Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk melepaskan diri dari keterkaitan ekonomi dengan Belanda.

Pelaksanaan Pemilihan Umum pada tahun 1955




            Pada tanggal 29 Juli 1955 Moh. Hatta mengumumkan tiga orang formatur untuk membentuk kabinet baru. Formatur tersebut terdiri dari Sukiman (Masyumi), Wilopo (PIN), dan Asaat (nonpartai). Ketiga formatur tersebut sepakat menunjuk Moh. Hatta sebagai perdana menteri sekaligus Menteri Pertahanan. Akan tetapi Moh. Hatta masih menjabat menjadi Presiden. Akhirnya pada tanggal 3 Agustus 1955 formatur mengembalikan mandat.
            Moh. Hatta kemudian menunjuk Burhanuddin Harahap untuk membentuk kabinet. Salah satu program kerja kabinet Burhanuddi Harahap adalah melaksanakan Pemilu. untuk pelaksaan pemilu dibentuk Panitia Pemilihan Umum Pusat dan Daerah pada tanggal 31 Mei 1954 dengan ketuanya Hadikusumo dari PNI.
            Menjelang pemilu pertama ada 70 partai politik yang mendaptar sebagai peserta namun yang lolos seleksi hanya 27 partai. Dalam pelaksanaannya idonesia dibagi menjadi 16 daerah pemilihan yang meliputi 208 Kabupaten, 2.139 Kecamatan, dan 43.429 desa. Pemilihan umum untuk anggota Konstituante diadakan pada tanggal 15 Desember 1955. Pemilihan pada saat itu berjalan tertib, disiplin serta tanpa politik uang dan tekanan pihak manapun.
            Hasil pemilihan pada tahun 1955 menghasilkan empat partai yang meraih kursi terbanyak di DPR dan Konstituante. Empat partai tersebut yaitu ; Masyumi, PNI,NU, dan PKI. Jumlah kursi DPR hasil pemilihan umun pada tahun 1955 adalah Masyumi (60 kursi), PNI (58 kursi), NU (47 kursi), dan PKI ( 32 Kursi), dan partai lannya memperebutkan 75 kursi. Pelantikan anggota DPR dilakukan pada tanggal 20 Maret 1956, sedangkan untuk anggota konstituante dilakukan pada tanggal 10 November 1956.

Berikut contoh soal dan pembahasan tentang materi Pelaksanaan Pemilihan Umum pada tahun 1955
1. Ketiga Formatur tersebut terdiri dari …….
Jawab : ……………………………………………………..
Sukiman (Masyumi), Wilopo (PIN), dan Asaat (nonpartai)

2. Panitia apakah yang dibentuk Untuk pelaksanaan pemilu ?
Jawab : ……………………………………………………...
Panitia Pemilihan Umum Pusat dan Daerah

3. Pada tanggal berapakah Panitia Pemilihan Umum Pusat dan Daerah dibentuk ?
Jawab : …………………………………………………………...
Pada tanggal 31 Mei 1954

4. Empat partai tersebut yaitu Masyumi, PNI,NU, dan PKI. Berapakah Jumlah kursi DPR yang diproleh dari hasil pemilihan umun pada tahun 1955 setiap partai….
Jawab : ………………………………………………………....
Masyumi (60 kursi), PNI (58 kursi), NU (47 kursi), dan PKI ( 32 Kursi),

5. Pelantikan anggotan DPR dilakukan pada tanggal ….
Jawab : …………………………………………………………...
Pada tanggal 20 Maret 1956

Pertanyaan tentang Materi Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara



1.  Budaya tersebut tidak mungkin diwariskan melalui unsur biologis, maksudnya ?
Jawab : Kemampuan berbudaya tidak diwariskan kepada seorang anak secara otomatis pada saat dia dilahirkan.

2.  Sebutkan dua macam bentuk budaya yang diwariskan ?
Jawab : Materiil dan nonmateriil

3.  Sebutkan benda-benda yang dipakai sebagai alat-alat kebudayaan dalam Budaya Materiil ?
Jawab : Gerabah, Senjata, dan sebagainya.

4.  Sebutkan bagaimana cara sosialisasi dalam keluarga pada masyarakat praaksara ?
Jawab :
1. Adat Istiadat
Merupakan kebiasaan yang dilakukan dalam suatu kelompok. Setiap keluarga memiliki adat istiadat atau kebiasaan. Tradisi dan adat kebiasaan tersebut diwariskan kepada sorang anak melalui sosialisasi.
2. Cerita Dongen
Dongeng merupakan cerita fiksi (cerita yang tidak benar-benar terjadi). Biasanya tentang kejadian-kejadian pada masa lampau yang dianggap aneh oleh masyarakat setempat.Cerita dongeng juga salah satu cara untuk mewariskan masa lalu.

5.  Setiap budaya mewariskan kebudayaannya dengan cara yang bermacam-macam, namun semua masyarakat mempunya ciri dan komponen yang sama. Sebutkan ciri dan komponen yang dimaksud…….
Jawab :
-  Populasi, yaitu manusia yang hidup bersama dengan karakter genetik dan kependudukan.
-  Memiliki kebudayaan, maksudnya berbagai cipta,karsa, dan karya manusia yang berisi beberapa macam system nilai, yaitu teknologi, ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, dan sistem bahasa.

6.  Siapakah yang berpendapat bahwa menjelang masuknya pengaruh Hindu-Budha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, Indonesia telah memiliki sepuluh unsur pokok kebudayaan asli Indonesia yang salah satunya adalah Bercocok tanam padi di sawah !
Jawab : J.L Brandes

7.  Sebutkan pendapat menurut G. Coedes !..
Jawab : Masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha telah memiliki sepuluh unsur pokok peradaban.

8.  Sebutkan kepercayaan asli masyarakat Indonesia !..
Jawab : Animisme, dinamisme, dan monomisme

9.  Seseorang harus melalui proses yang sangat panjang untuk belajar berinteraksi dengan lingkungannya. Proses penyesuaian diri dengan lingkungan budaya disebut…
Jawab : Ekulturasi

10.  Cara masyarakat praaksara yang belum mengenal tulisan, pewarisan masa lalu dilakukan dengan cara….
Jawab : Lisan